Gelap memeluk kerindangan malam dalam alunan sayup binatang malam. dan keterkaitan mereka semakin menghempasku ke dalam hangat residu rasa yang membekas. aneh terasa bahagia dalam balutan luka. semuanya sekejap berubah tanpa makna. sarat dengan keraguan nalar dalam memahami arti sesuatu yang mereka sebut cinta.
Aku hanya membenci perubahan ketika aku bahagia. Namun aku jatuh rindu pada keresahan dan kegelisahan yang membawaku ke bayang-bayang tak tertakluk dari paras renungmu. Membahagiakanku dalam harap cemas dan dingin keringatku menanti perubahan waktu yang tergolek membalikan tubuh dan menimpaku dengan segala sarat rindu membatu yang baru.
Mereka bilang aku pasti gila. ya, biarlah mereka menyebutku gila, aku pun ragu akan kewarasanku hari ini. Aku tak sanggup lagi menahan senyum sepanjang waktu yang menderai derai seperti cipratan hujan hangat di wajahku. Luapan senyum itu sesekali bahkan pecah di retak tawa kecil yang hanya aku dan diriku yang tahu bergolaknya. Sementara mulutku enggan bercerita dalam kata selain dengan simpul simpul senyum yang kepayahan menahan dirinya. meskipun kenyataan itu belum mau datang menyapaku dan mengenalkannya padaku.
Sembari merayap dalam kepayahan, residu itu masih membekas. membangkitkan semangat yang tak ternamai. menjanjikan awal baru yang indah. rasa itu menjadi kunci kemenangan pembuka gerbang jiwa yang selama ini tertutup.
mungkin.
aku berharap penuh.
seandainya.
terjadi.
maka akan kusiapkan didalamnya ruang-ruang yang nyaman yang membuatmu betah berlama-lama.
semoga saja.
terjadi.
mungkin.
aku berharap penuh.
padamu.